Bersama — 35. she's a no go

⚠️ content warnings 🔞

homophobic, harsh and cruel words, mentioning of genital, groping


May 30, 2024

Sedari awal Sunwoo memasuki unit apartemen Haknyeon, ia sudah tidak menyukai Miyeon. Bukan karena Haknyeon mengatakan bahwa wanita itu homophobic, tapi sesuatu dalam diri dan gesture Miyeon mengatakan bahwa wanita itu bukan wanita baik-baik. Hell, Sunwoo mungkin memang tidak menyukai lawan jenis, tapi insting lelakinya masih bisa bekerja dengan baik. Mana ada wanita baik-baik yang sudah memiliki tunangan bermain mata dengan pria lain—di ruangan yang sama dengan tunangannya?!

Sunwoo menahan dirinya sebisa mungkin, untuk tidak bersikap kurang ajar kepada Miyeon, dan untuk tidak bersikap flirty kepada Haknyeon. Bukan untuk melindungi dirinya sendiri—Sunwoo sudah tidak peduli dengan pandangan orang sekitar terhadap dirinya, ia sudah melewati masa-masa itu—tapi untuk melindungi Haknyeon, yang sepertinya sangat takut identitasnya terbongkar di depan Miyeon.

Mereka berempat duduk di sekitar meja makan untuk memulai birthday dinner itu. Jacob duduk bersebelahan dengan Miyeon, sementara Sunwoo duduk di sebelah kanan Haknyeon—di seberang Miyeon. Wanita itu sepertinya sangat senang saat Sunwoo duduk di seberangnya, entah apa yang ia rencanakan.

Makan malam itu berlangsung biasa, walaupun atmosfer nyaman dan kekeluargaan terasa di sana. Jacob banyak bercerita tentang kehidupan mereka di Hongkong sebelum mereka kembali lagi ke Korea satu tahun yang lalu. Ia juga banyak menceritakan tentang masa kecil Haknyeon kepada Sunwoo, yang menyimaknya dengan penuh perhatian.

Kenyamanan suasana itu perlahan-lahan menurunkan tembok pertahanan Haknyeon, dan secara tidak sadar ia memberikan perhatian lebih kepada Sunwoo seperti yang biasa ia lakukan ketika mereka sedang bersama. Entah memperhatikan hidangan yang ada di piring Sunwoo, apakah Sunwoo mau menambah minum atau tidak, memperhatikan pria itu saat sedang berbicara dengan kakaknya, atau menyentuh lengan Sunwoo jika ia ingin Sunwoo memperhatikan apa yang ia katakan.

Semua perhatian Haknyeon kepada Sunwoo itu tidak lepas dari pengamatan Miyeon.


Hidangan penutup berupa cake ulang tahun diletakkan oleh Haknyeon di meja itu.

“Ini Hakkie sendiri yang bikin, lho!” pamer Jacob kepada Miyeon, yang menatap Haknyeon dengan senyum miring.

“Oh ya? Domestik banget ya jadi cowok?” sindir Miyeon sambil sedikit memajukan kursinya agar lebih mendekati meja makan. Sunwoo mengangkat sebelah alisnya saat menatap wanita itu dengan datar.

“Nggak ada salahnya jadi domestik, dia jadi bisa struggle soal makanan di mana aja. Beda sama aku yang nggak bisa masak ini, harus menggantungkan diri ke makanan cepat saji kalo harus dinas di luar kota atau luar negeri,” ujar Jacob membela adiknya.

“Hmm ….” Miyeon berkomentar pendek sambil melirik Sunwoo dengan tatapan nakal. Pria itu memicingkan matanya menatap Miyeon.

“Sunwoo suka yang manis-manis, nggak?” Jacob mengalihkan perhatiannya kepada Sunwoo.

“Suka kok, Kak,” jawab Sunwoo sopan sambil tersenyum ke arah Jacob.

“Ini gue bikinnya cake buah-buahan kok, jadi nggak akan terlalu manis,” ucap Haknyeon sambil menyentuh lengan Sunwoo yang menatapnya penuh sayang.

Thank you.”

“Ini sebenernya yang ulang tahun itu Kakak, atau Sunwoo, ya?” goda Jacob yang membuat wajah Haknyeon bersemu merah dan Sunwoo terkekeh kecil.

“Hmm … Haknyeon gay, ya?” celetuk Miyeon yang membuat ketiga pria yang ada di sekeliling meja makan itu terdiam dan menatapnya.

“Terus … lo suka sama Sunwoo?” Haknyeon terdiam dengan wajah yang sedikit demi sedikit menjadi pucat.

“Miyeon ….”

“Kenapa sih kamu masih mau ngurusin barang cacat kayak dia? Masih mau ngakuin dia sebagai adik kamu? Malu-maluin, tau! Jijik!” cemooh Miyeon.

“Miyeon!” Jacob menghardik tunangannya itu.

“Dih. Tau diri dong, Nyeon … nggak mungkin Sunwoo yang cowok banget gini mau sama gay macem lo!”

“Hooo … interesting.” Sunwoo angkat bicara, membuat Jacob dan Haknyeon langsung menoleh ke arahnya.

“Jadi … gue cowok banget?” tanya Sunwoo dengan nada suara yang tidak pernah didengar oleh Haknyeon sebelumnya. Begitu dingin, begitu berjarak.

“Iya, lah!” seru Miyeon senang karena akhirnya Sunwoo mau membalas kata-katanya selain dengan sebuah gumaman.

“Kok bisa gue cowok banget? Emangnya titit gue ada dua?” Sunwoo mendengus. “That’s why lo dari tadi maenin titit gue di bawah situ pake kaki lo? Sorry to say, dia nggak bakal bangun kalo bukan sama pacar gue.”

Terkejut dengan perkataan Sunwoo, Miyeon menarik kakinya di bawah meja dengan terburu-buru sampai membentur meja dan mengeluarkan suara yang cukup keras.

The truth is, sewaktu hidangan penutup diletakkan oleh Haknyeon di meja makan, Miyeon menjulurkan kakinya di bawah meja dan menggoda kejantanan Sunwoo dengan jemari kakinya. Namun, entah seberapa banyak teknik yang ia gunakan, senjata Sunwoo itu tetap bergeming dan pria itu hanya menatapnya tanpa ekspresi.

“Miyeon?! Kamu—?!”

“Lo mau tau pacar gue? Nih!” Tanpa ampun, Sunwoo mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto candid yang dikirimkan oleh Yuna kepadanya. Foto yang menunjukkan bahwa ia dan Haknyeon tidur bersama di satu ranjang.

“Lo—!” sergah Miyeon dengan wajah memerah.

“Maaf ya, gue yang cowok banget ini juga gay. Asal lo tau, Haknyeon ini pacar gue, dan gue nggak terima kalo cowok gue dihina sama cewek binal macem lo!”

Di sebelahnya, ia mendengar Haknyeon menarik napas karena terkejut dengan perkataannya. Menggenggam tangan Haknyeon, Sunwoo mengajaknya untuk berdiri.

“Kak Jacob, maaf … gue tau gue bukan siapa-siapa, tapi tunangan lo ini no go, Kak. Sorry udah bikin acara birthday dinner lo jadi nggak enak, tapi kayaknya gue harus bawa Haknyeon pergi dari sini.”

“Iya Sun, nggak apa-apa. Nanti tolong kasih tau gue aja kalian di mana, ya,” ucap Jacob sambil ikut berdiri. Ia mendekati adiknya yang sudah berdiri sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sangat pucat karena identitasnya terbongkar di depan Miyeon.

Miyeon? Wanita itu hanya terduduk dengan wajah memerah. Entah marah karena Sunwoo telah membeberkan perilakunya, atau malu karena perilakunya dibongkar di depan Jacob.

“Hakkie? Maafin Kakak, ya … Hakkie ikut dulu sama Sunwoo, ya? Nanti kita obrolin ini kalo Kakak udah selesai di sini.”

Haknyeon hanya mengangguk mendengar ucapan Jacob itu, tidak berani bersuara karena ia merasakan bahwa air mata sudah memenuhi pelupuk matanya.


aratnish’21