Di Balik Garis Akhir (ii)

Bagian Penutup dari “Eternity”

Haknyeon tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Diambilnya hoari itu, diangkatnya tinggi-tinggi, dan dengan mantap ia hujamkan tepat ke arah jantungnya sendiri.

What do you think you’ll do with that, human?”

Suara tenang itu membuat Haknyeon menghentikan gerakannya saat hoari hanya tinggal berjarak setengah sentimeter di depan dadanya. Air mata kembali mengalir saat ia lihat siapa yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

“Bang … gue … gue gagal …,” isak Haknyeon. “Sunu … Sunu ….”

Memutar bola matanya dengan malas, Moonie berdecak tidak sabar. “At least kalo ada tamu tuh pake baju dulu. Minimal ditutupin selimut, lah! You both hurt my eyes!”

Dengan satu jentikan jari, Moonie menutupi tubuh polos Haknyeon dan Sunwoo dengan selimut.

“Baaang … gue gagaaal!” rengek Haknyeon lagi.

“Terus, karena gagal, lo mau bunuh diri, gitu?”

“Buat apa gue hidup kalo Sunu nggak ada?! Not to mention, gue yang udah ngebunuh Sunu!”

“Ya udah sana tusuk aja. Kalo lo bisa mati pake hoari itu, gue bakal kayang di atas pohon.”

“Hah??!” Moonie menghela napas sambil memijat pelipisnya.

“Hak, hoari itu senjata rapunga—manusia—untuk ngebunuh kaum atua. Lo pikir lo yang manusia bisa mati pake senjata itu?”

“Oh? Nggak bisa?”

“Ya nggak bisa! Lagian, ritualnya berhasil, kok.”

“Hah?! Tapi … tapi … Sunu nggak sadar! Dia nggak napas, Bang! Nggak ada detak jantung juga!”

“Ya lo berharapnya gimana?! Pas ditusuk, ada cahaya surgawi, dia langsung jadi manusia, dan ngomong, ‘Oh hai, Hakkie! Aku udah jadi manusia sekarang!’ gitu?!”

“Ya … gue pikir ….”

“Kalo ritualnya gagal, dia udah hilang dari awal lo nusuk dia. Kalo ritualnya gagal, lo udah nggak inget siapa itu Sunwoo. Gue yakin Sunwoo udah cerita itu, since lo udah tau apa itu rapunga.”

Haknyeon ternganga. Sianjir! Iya juga, ya? Kok gue bisa lupa?!

“Terus … dia sekarang … mati suri, gitu?” Moonie menatap ke arah Sunwoo dengan intens.

“Bisa dibilang gitu. Butuh waktu untuk ingatan barunya mengambil alih.” Moonie mengayunkan tangan dan hoari di tangan Haknyeon berpindah ke tangannya.

“Oh. There. Sebentar lagi Sunwoo sadar, gue juga harus memodifikasi ingatan lo biar sejalan sama ingatan baru Sunwoo.”

“Bang ….”

“Apa lagi?”

“Sunu masih bakal inget sama lo? Sama Kak Chanhee? Sama Kak Changmin?”

“Di ingatan barunya, Sunwoo jadi adik angkat gue. Oh. Gue calon kakak ipar lo, by the way. Chanhee sama Changmin jadi tetangga gue sama Sunwoo dari kecil, jadi mereka cukup deket. Puas?” Haknyeon tersenyum lebar.

“Banget! Sunu pasti seneng kalo tau dia nggak ngelupain kalian.”

Moonie tersenyum kecil. “Ada lagi?”

“Nggak ada.”

Good. Sekarang lo harus tidur. Gue perlu memodifikasi ingatan lo waktu lo nggak sadar.”


Haknyeon tersentak dari tidurnya. Peluh membanjiri tubuh. Napasnya terdengar menderu, bahkan di telinganya sendiri.

“Kenapa, sayang?” tanya suara mengantuk di sebelahnya. Sebuah tangan yang melingkari pinggangnya menariknya agar ia semakin mendekat ke arah tubuh hangat di sampingnya itu.

“Nu?” tanya Haknyeon dengan ragu dan sedikit cemas. Sosok itu tertawa kecil.

“Kamu pikir siapa? Hayooo … kamu lagi mikirin siapa selain aku?” goda Sunwoo geli. Tanpa mengindahkan godaan Sunwoo, Haknyeon berbalik dan memeluk erat lelaki itu.

“Eh? Hakkie? Baby? Kamu kenapa?” tanya Sunwoo bingung dan khawatir karena tubuh Haknyeon gemetar di dalam pelukannya. Haknyeon hanya menjawab dengan gelengan sambil mempererat pelukannya.

“Mimpi buruk?” tanya Sunwoo sambil menarik selimut semakin tinggi untuk menutupi tubuh mereka.

Haknyeon mengangguk. “Aku mimpi aku nusuk kamu dan kamu nggak bangun lagi. Aku nggak mungkin nusuk kamu 'kan, Nu?!”

“Sssh … itu cuma mimpi, baby. Aku di sini, aku nggak kenapa-napa, kamu nggak nusuk aku. Justru aku yang tadi nusuk kamu sampe kamu keenakan, ‘kan?” goda Sunwoo, berusaha untuk menenangkan kekasihnya.

Berhasil. Haknyeon memukul punggung Sunwoo pelan, membuat ia tertawa kecil.

You’re safe with me, baby. We’re both safe and sound.”

“Jangan pergi ke mana-mana, Nu ….”

“Nggak akan, sayang. Kalo aku pergi-pergi, aku bakal ngajak kamu.”

“Jangan pernah tinggalin aku, Nu ….”

Not in a million years, baby.”

I love you, Kim Sunwoo.”

I love you most in the universe, my Ju Haknyeon.”


©️aratnish'22