Good Night

Bagian 6 dari “Special”

cw // slight profanity, kissing

Gēgē?” panggil Sunwoo saat Haknyeon baru memasuki kamar mandi.

“Ya, Nu?”

“Nunu nggak mau teh, Nunu mau bikin susu aja, boleh?”

“Boleh, Nunu … semua yang ada di apart ini boleh dimakan atau diminum atau dipake sama Nunu.” Haknyeon mendengar kekehan kecil di balik pintu.

“Lebay. But thanks anyway, . Gēgē mau Nunu bikinin sekalian?”

“Nggak usah, Nu. Gēgē kalo minum susu malem-malem, pas bangun tidur pasti migrain. But thanks for asking, baby.”

“Wow. Oke.” Suara langkah Sunwoo terdengar menjauh dan Haknyeon kembali kepada tujuan awalnya, mandi air super dingin.

Haknyeon memasuki kamarnya sambil menyugar rambutnya yang masih sedikit basah di beberapa helainya. Ia hampir tersedak oleh tawa saat melihat pemandangan yang terpampang di depan matanya saat itu.

Sunwoo, yang kini sudah memakai oversized piyama bergambar tokoh kartun Eeyore, sedang duduk bersila di atas ranjang Haknyeon sambil meminum susu dan menonton sesuatu di televisi dengan tatapan serius.

Bayi banget sih nih anak! Gue nggak akan heran kalo pas gue deketin, ternyata ini anak bau minyak telon. Masih nggak percaya kalo tadi dia ngajak gue ngewe, kekeh Haknyeon dalam hati.

Haknyeon merangkak menaiki ranjang, berlawanan sisi dengan sisi di mana Sunwoo duduk, mendekati kekasihnya, dan menjilat sisa susu yang menempel di sudut bibirnya.

“Nonton apa, sih? Kok serius amat?”

“Mark of a Killer.”

“Astaga, sayangnya Juhak kok nontonnya yang kriminal-kriminal gitu?”

“Rame tau ini tuh,” bantah Sunwoo, walaupun tetap menurut saat Haknyeon menariknya ke posisi tiduran.

“Iya. Iya. Iya. Ganti ke channel musik aja, Nu. Biar sekalian tidur kita … udah hampir tengah malem ini.”

Sunwoo menurut dan setelah saluran berpindah, ia pun bergelung di sisi Haknyeon, merentangkan tangannya melewati dada sang kekasih. Untuk sesaat mereka saling berpelukan dalam diam, hanya diiringi dengan suara pelan musik yang mengalun lembut.

Gēgē … makasih, ya …,” celetuk Sunwoo pelan. Kantuk sudah menggantung di suaranya.

“Hmm? Makasih kenapa, Nu?”

“Makasih udah mau ngejagain Nunu. Makasih udah mau nerima egoisnya Nunu. Makasih karena … udah mau nolak Nunu tadi ….”

Gēgē tadi nolak cuma karena Nunu lagi nggak sadar sepenuhnya, lho. Kalo Nunu sadar seratus persen, jangan harap Gēgē bakal nolak, ya,” goda Haknyeon. Sunwoo tertawa kecil.

“Iya, Nunu tau. Nunu salah. Maaf, ya ….”

Haknyeon mengecup sayang dahi Sunwoo.

“Iya, nggak apa-apa, nggak usah diungkit lagi, ya?”

“Hm-mm.” Sunwoo menguap. “Nunu ngantuk.”

Gēgē juga ngantuk. Nunu kalo tidur lampunya dimatiin atau dinyalain?”

“Dimatiin, tapi jangan gelap banget …,” gumam Sunwoo. Haknyeon mengambil remote dan mengatur pencahayaan di ruangan itu. Setelah semuanya dirasa pas, ia kembali memeluk Sunwoo.

“Mau minta good night kiss,” pinta Sunwoo sambil mendongakkan kepalanya walaupun dengan mata terpejam. Haknyeon tersenyum kecil dan menunduk untuk mengecup bibir yang sudah menunggu itu.

“Terlalu sebentar! Mau lagi!” tuntut Sunwoo, masih dengan mata terpejam.

Haknyeon tertawa, namun menggenapi permintaan kekasihnya yang sedang berulang tahun itu. Dengan satu gigitan kecil di bibir bawah Sunwoo, Haknyeon menyudahi ciumannya. Masih dengan mata terpejam, Sunwoo tersenyum senang.

Good night, Gēgē.”

Good night, my lovely birthday boy.”


©️aratnish'22