Ngintip

Bagian 09 dari “Ghost Story”

“Makanya gue bilang juga, jangan sendirian di kantor kalo udah lewat magrib!” seru Narendra saat Sandi selesai bercerita.

“Ya mana gue tau kalo gue juga bakal kena?! Gue ‘kan orangnya emang nggak sensitif sama hal-hal kayak gitu!”

“Lo pernah ngalamin, Ren?” tanya Joshua.

“Pernah—”

“KOK LO NGGAK NGOMONG?!” potong Sandi.

“YA LO NGGAK NANYA!”

“Kalo lo yang ngalamin ‘kan gue bakal lebih percaya!”

“Jadi kejadian yang lo alamin, lebih dulu daripada yang Sandi alamin?” tanya Rizqi penasaran.

“Iya … nggak lama sebelom pengalaman Sandi.”


“Narendra nggak pulang?” tanya Mbak Lely, Manager Departemen Pajak, saat melewati meja kerja Narendra.

“Lembur, Mbak,” jawab Narendra dengan mimik sedih.

“Lho? Lembur kenapa?”

“Dikasih kerjaan di detik-detik terakhir sama Bu Wiwin.” Narendra menyebutkan nama atasannya. “Harus selesai hari ini juga,” lanjut Narendra sambil menghela napas kesal.

“Ya ampun … nggak bisa kamu bawa aja ke rumah lalu dikirim via email?”

“Belum nanya, sih.”

“Mending dikerjain di rumah, Ren. Di sini kalo lewat magrib suka nggak bersahabat,” timbrung Mbak Ira, staf Departemen Pajak.

“Semoga nggak lama sih ini, Mbak. Saya males kerja di rumah, pengennya nyampe rumah langsung tidur.”

“Iya juga, sih. Ya udah, semangat ya, Ren.”

“Makasih, Mbak. Hati-hati di jalan, ya!”

“Nggak pulang?” tanya Sandi yang baru keluar dari ruangannya dan tampak sudah siap untuk pulang.

“Lembur.” Sandi melafalkan ‘oh’ tanpa suara.

“Gue balik duluan, ya!”

“Yo! Hati-hati.”

* * *
Kejadian-kejadian seram yang sering diceritakan oleh rekan-rekan kerjanya mulai terbayang di benak Narendra saat lantai itu perlahan kosong, meninggalkannya sendiri ditemani langit yang mulai gelap di luar sana. Untuk mengurangi rasa takutnya, Narendra memfokuskan pikirannya pada pie chart di depannya dan juga lantunan doa yang ia gumamkan dalam hati.

Sesaat Narendra melupakan bahwa ia sendirian di lantai kantor yang konon horor itu. Sampai ….

Sebuah gerakan di kamar mandi yang berada di seberang meja kerjanya tertangkap ekor mata Narendra. Tidak memiliki pikiran buruk apapun, Narendra mengangkat kepala dan menoleh ke arah kamar mandi.

Dan di sanalah ia melihatnya.

Sesosok wanita berambut panjang sedang mengintipnya dari balik pintu kamar mandi yang sedikit terbuka.

Narendra berkedip, berusaha menghilangkan sosok itu dari zona penglihatannya, berharap bahwa sosok itu hanyalah ilusi matanya.

Namun sosok itu tetap bergeming. Bahkan balas berkedip kepada Narendra.

Sungguh Narendra ingin menangis melihatnya, namun dengan gerakan yang (ia usahakan) tenang agar tidak menakuti sosok yang sedang mengawasinya, Narendra membereskan semua barangnya dan bergegas turun untuk pulang. Ia bahkan tidak mematikan komputernya.

Gue nggak peduli kalaupun gue dipecat! Pokoknya gue harus pulang![]


©️aratnish’22