pleasure to introduce you to angello
Bagian 13 dari “Eternity
“Ange? Where are you?” panggil Moonie saat ia sampai di Araf.
“Back here, Moon! In the library,” sahut sebuah suara.
Moonie memasuki ruang perpustakaan dan di sana lah ia menemukan Angello, rekannya sesama anahera sejak … hmm … sejak ia tidak ingat kapan.
“Hai, tumben kamu nyari aku? Biasanya harus aku yang nyari kamu karena kamu seenaknya bikin atua baru, padahal kita udah punya kuota masing-masing,” goda Angello. Moonie mengedikkan bahunya dengan mimik serius. Angello memiringkan kepalanya beberapa derajat ke kanan.
“Something's bothering you?” tanyanya pelan.
Alih-alih menjawab, Moonie malah mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu di layar kepada Angello. Seperti yang sudah bisa Moonie tebak, ada sedikit rasa terkejut melintas di mata anahera itu, sebelum akhirnya menatapnya dengan penuh senyum. Seperti biasa.
“Siapa ini, Moon?”
“Bukankah harusnya aku yang nanya, Ange? Ini siapa? Dan jangan pura-pura kamu nggak tau apa-apa. I've known you since forever.”
Baru kali ini Moonie melihat Angello ragu-ragu dalam menjawab pertanyaannya. Angello yang Moonie kenal selalu memiliki jawaban, bahkan untuk pertanyaan paling konyol yang ia lontarkan dengan bercanda.
“Okay, let me help you with this … 1673.”
Angello menutup matanya dengan mimik malu karena tertangkap basah sebelum akhirnya menjawab,
“Jang Haeseong.”
“Guess I'm right.”
“How?”
“Sunwoo.”
“Aaah! Jadi mereka berdua udah ketemu?” cetus Angello girang.
“Jadi bener 'kan semua ini kerjaan kamu?” tuntut Moonie. Yang ditanya tertawa kecil.
“Aku juga punya job description sendiri sebagai anahera di Araf ini, 'kan?” goda Angello.
“Angeee …!”
“Okay, okay. Yes, that was my work.”
“Mind to tell me?”
“Well, sejujurnya aku nggak ngapa-ngapain. Sangyeon dateng ke aku. Kamu tau dia, 'kan?” Moonie mengangguk saat Angello menyebutkan nama sang malaikat pencabut nyawa yang biasanya mengantarkan jiwa-jiwa yang telah meninggal ke Araf.
“Nah, dia bilang kalo ada jiwa yang secara spesifik pengen ketemu sama aku karena dia pengen inkarnasi. Jang Haeseong. Waktu aku tanya kenapa dia pengen inkarnasi, dia bilang karena ada seseorang yang pengen dia temuin lagi. Sahabatnya.”
“Kim Sunwoo.”
“Yap. Your golden child, Kim Sunwoo. Aku juga sedikit banyak tau tentang Sunwoo dari kamu, tau bahwa Sunwoo mau jadi atua karena nggak mau pisah sama Haeseong, jadi ya … aku pikir, nggak masalah mengabulkan permintaannya.”
“Terus nggak bisa gitu kamu ngasih tau aku dulu? I was surprised to death! Aku ada di sebelah Sunwoo waktu ngeliat Haeseong meninggal dari kejauhan. Waktu aku liat dia tadi, aku kaget karena aku kira udah nyiptain atua waktu aku nggak sadar!” Angello tertawa mendengar protesan Moonie itu.
“Not to mention Sunwoo jadi agak labil setelah dia ketemu Haknyeon. Itu nama Haeseong sekarang.” Moonie menjawab pertanyaan tidak terucap dari Angello. “Sunwoo bahkan hampir mencelakakan seorang tahuti tadi.”
“Kok bisa? Anger management-nya dia bagus banget 'kan padahal?”
“Tahuti itu mantan pacarnya Haknyeon.”
“Dia hampir mencelakakan seorang perempuan?!” Angello terbelalak.
“Laki-laki.”
“Eh?”
“Tahuti itu laki-laki.”
“Wait a minute …. So, you mean Haeseong, no … Haknyeon is not straight?”
“Seems like that.”
“Sunwoo?”
“Aku sama dia nggak pernah ngobrol soal orientasi seksual, tapi selama lebih dari empat abad ini, dia nggak pernah keliatan deket sama siapapun dalam konteks hubungan romantis.”
Angello menggaruk kepala dengan kedua tangannya. Untuk pertama kalinya dalam … berapa usia mereka? Ah … Moonie sudah malas menghitung angka yang sudah banyak itu. Intinya, untuk pertama kalinya dalam kehidupan mereka, Moonie melihat bahwa Angello sangat bingung dan mempertanyakan tindakannya.
“Aku …. Aduuuh … kok aku jadi bingung gini, ya? Kalo Sunwoo nggak suka cowok, gimana?”
“Makanya, kalo mau bikin manusia reinkarnasi tapi ada hubungannya sama atua, tolong dong kasih tau aku dulu,” protes Moonie gemas.
“Iya … maaf.”
“Ya udah deh, mau gimana lagi. Mereka udah ketemu juga, nggak mungkin tiba-tiba aku bawa Sunwoo pergi menjauh dari Haknyeon.” Moonie berjalan menuju pintu perpustakaan. “Oh … and Angello?”
“Yes?”
“Kamu lebih cocok stick to the rules. Urusan melanggar aturan biar jadi urusan aku aja, ya?” kata Moonie sambil mengedipkan mata ke arah Angello yang tertawa kecil.
“Noted.”
Jika tugas Moonie adalah ‘menciptakan’ seorang atua, maka tugas Angello adalah ‘menjadwalkan’ jiwa-jiwa yang sampai di Araf untuk reinkarnasi. Sama seperti Moonie, tidak semua manusia yang telah meninggal langsung diberi kesempatan oleh Angello untuk bereinkarnasi. Bedanya, jika Moonie melakukannya sesuai dengan mood, maka Angello melakukannya sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam Kitab Anahera.
Atau berdasarkan insting magis yang ia miliki.
Tidak pernah berdasarkan permintaan dari manusia yang bersangkutan.
Tidak pernah seperti yang terjadi pada kasus Haknyeon, atau Haeseong, dulu ia disebut.
Tapi … selalu ada yang pertama untuk segalanya, ‘kan? Dan semoga yang pertama ini berakhir dengan indah.
©️aratnish'22