Satu Teguk Aja ... Katanya
Bagian 3 dari “Broken Hearts Day”
cw // liquor, alcohol, slight drunk
Ju Haknyeon ngeselin! Kim Yerim lebih ngeselin!
Sunwoo merenung.
Sebenernya gue yang bego sih, kok bisa-bisanya nggak tau kalo Kak Juhak itu straight. Ah anjir apa-apaan dah Valentine gini malah patah hati!
Merasa tidak mungkin bisa mempelajari apapun, Sunwoo menutup diktatnya dan melihat ke arah jam dinding. Pukul setengah sebelas malam.
Tidur aja, deh. Besok ya gimana besok aja. Sukur-sukur kalo besok bisa bangun subuh buat baca-baca lagi.
Sunwoo beranjak keluar kamar untuk mengambil minum dan ke kamar mandi.
“Sudah selesai belajarnya?” tanya Mama saat melihat putra tunggalnya keluar kamar.
“Hm-mm,” gumam Sunwoo sebagai jawaban. “Mama kok belum tidur? Papa mana?”
“Papa lembur, tapi katanya sebentar lagi pulang, jadi mau Mama tunggu.” Sunwoo dapat melihat mata sang ibu sudah memerah menahan kantuk.
“Udah, Mama tidur aja duluan, biar Sunu yang ngebukain pintu buat Papa nanti.”
“Nggak apa-apa, Nu? Besok kamu ujian jam berapa?”
“Jam delapan. Nggak apa, Ma. Udah, sekarang Mama tidur, nanti kalo tidur kemaleman malah masuk angin.”
“Makasih ya, Nu.”
Setelah sang ibu memasuki kamar, Sunwoo pun pergi ke arah kulkas untuk mengambil kopi instan dingin. Matanya terpaku pada sebotol Jack Daniel’s yang seakan melambai padanya. Sang ayah memang cukup terbuka tentang keberadaan alkohol di rumah itu. Ia tidak melarang Sunwoo untuk minum minuman keras segera setelah putranya itu memasuki usia legal, dengan catatan, Sunwoo harus melakukannya di rumah, di depan kedua orang tuanya.
Hmm … Papa sama Mama emang lagi nggak liat, sih … tapi ini ‘kan di rumah, ya? Boleh lah ya gue minum seteguk atau dua teguk aja?
Berencana untuk meredakan pikiran kalutnya, Sunwoo pun mengambil botol itu dan meminum cairan yang ada di dalamnya. Langsung dari botolnya. Tanpa campuran apapun. Pemuda itu memejamkan mata dan mengerutkan hidung saat merasakan cairan itu meninggalkan rasa terbakar pada kerongkongan dan rongga hidungnya. Jujur, baru kali ini Sunwoo meminum minuman keras itu tanpa campuran soda, tapi ia tidak ambil pusing karena … well, pikirannya sedang lebih memusingkan daripada persoalan meminum wiski tanpa campuran soda.
Merasa kurang, ia akhirnya meminum cairan itu lagi dalam satu tegukan penuh. Sambil merasakan aftertaste wiski di rongga mulutnya, Sunwoo menutup botol itu dan mengembalikannya ke dalam kulkas. Dengan langkah yang terasa lebih ringan, Sunwoo membawa dirinya ke arah ruang keluarga untuk menunggu sang ayah.
Suara mobil ayahnya terdengar tidak lama kemudian, membuat Sunwoo menghela dirinya untuk berdiri dari sofa.
Ooops.
Kapal ternyata sedikit oleng, saudara-saudara.
Berusaha berjalan lurus, Sunwoo bergerak menuju pintu depan dan membukanya untuk sang ayah.
“Eh Papa udah pulang!” sambut Sunwoo ceria. Kalaupun ada yang terasa aneh baginya, ayah Sunwoo hanya mengernyitkan dahi dan mengangguk singkat.
“Mama mana, Nu?” tanya Papa sambil melepas dasinya.
“Udah tidur, Pa. Sunu minta tidur duluan, kasian soalnya keliatannya udah ngantuk banget. Mama tuh kalo tidurnya telat suka masuk angin besoknya. Kasian ‘kan, Pa? Makanya Sunu minta tidur duluan aja, biar Sunu yang nungguin Papa, toh Sunu juga belom ngantuk,” cerocos Sunwoo. Papa semakin menautkan alisnya.
Ini anak mabuk, ya?
“Sunu tinggal tidur duluan nggak apa-apa ya, Pa? Besok Sunu ada ujian jam delapan soalnya.”
Masih dengan bingung—bercampur penasaran, namun tak ingin terlalu ikut campur dalam kehidupan putranya—sang ayah mengangguk.
Dan Sunwoo pun berlalu menuju kamarnya.
©️aratnish'22