Just Couple Things
cw // kissing, cuddling
please remember that : • this story is a fiction • character's personality and developments are solely for story purposes only • what is in this story, stays in this story
Sunwoo langsung memalingkan pandangan dari tayangan televisi yang sedang ditontonnya saat ia mendengar pintu unit apartemen itu terbuka.
“Hakkie?”
“Yeah,” sahut sebuah suara dengan nada lelah.
Sunwoo segera bangkit dari sofa untuk menyambut kekasihnya yang kini terlihat sedang melepas mantel dan sepatu di pintu depan.
“Kok tumben malem banget pulangnya?” tanya Sunwoo khawatir.
“Ada dua orang di shift aku yang nggak masuk hari ini, sementara kalo Jumat malem itu ‘kan resto pasti penuh banget. Jadi ya … terpaksa semuanya kerja lebih keras dan closing-nya jadi lebih malem, karena kurang orang buat beres-beres.” Haknyeon meregangkan badannya.
“Ya ampun badan aku sakit semua. Berasa renta banget deh. Kamu sendiri … kok jam segini udah di apart, Nu?” lanjut Haknyeon sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air.
“Warnet lagi lumayan sepi, kayaknya karena minggu depan udah pekan ujian, jadi jarang yang dateng untuk nge-game. Lagi nggak ada turnamen e-sport juga kayaknya. Ya udah, tadi closing lebih awal deh jadinya. Kamu mau aku bikinin hot chocolate sementara kamu mandi?”
“Hm-mm. Mau banget. Abis itu pijetin kaki aku, mau nggak? Pegel banget seriusan, nggak ketulungan.” Sunwoo tersenyum mendengarnya.
“Iya, nanti aku pijetin. Sekarang kamu bersih-bersih dulu, ya … keburu makin malem, nanti malah masuk angin.”
“Siap, jendral!”
Haknyeon beranjak menuju kamar untuk mengambil pakaian ganti. Tidak lama kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke kamar mandi, walaupun sempat berbelok sebentar ke dapur untuk memberikan kecupan hangat di bibir Sunwoo yang sedang membuatkan hot chocolate dari nol untuknya. He’s really good at it. For real.
Uh … at making a hot chocolate from scratch, I mean, not at kissing Haknyeon. But err … that too, I guess.
“Sini.” Sunwoo menepuk-nepuk bidang kosong di sebelah kirinya di sofa saat melihat Haknyeon keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama yang terlihat sedikit longgar di tubuhnya.
‘Ya ampun gemes banget! I fell in love with him more and more each day,’ batin Sunwoo saat mengagumi sosok sang pacar.
“Beneran nggak apa-apa mijetin aku?” Haknyeon memastikan sambil duduk di sofa dan meluruskan kedua kakinya di pangkuan Sunwoo.
“Ya ampun, sayang … kayak ke siapa aja. ‘Kan aku udah setuju mijetin kamu tadi. Nih coklatnya. Santai aja ya.”
“Oke.”
Haknyeon menyesap hot chocolate-nya dan menggumam senang. Perpaduan dari pijatan Sunwoo di kakinya yang super pegal serta rasa manis dan hangat dari hot chocolate, perlahan meningkatkan kembali hormon endorfinnya.
“Enak?” tanya Sunwoo geli saat melihat wajah pacarnya mulai berbinar kembali. Yang ditanya mengangguk dengan semangat.
“Siapa dulu dong yang ngasih service. Pacarnya Hakkie!” jawab Haknyeon sambil menjawil dagu Sunwoo yang kemudian tertawa senang.
“Kamu lagi nonton apaan, sih? Kayaknya serius banget dari tadi?” Haknyeon ikut mengalihkan pandangannya ke arah televisi.
“Nessie.”
“Nessie? Siapa?”
“Monster Loch Ness itu loh,” jelas Sunwoo setelah terkekeh kecil.
“Oooh … emangnya itu beneran ada? Bukan mitos aja?”
“Nggak tau, makanya aku penasaran, tapi dari tadi bukti yang dikasih liat cuma grainy photo hitam putih gitu. Ngeselin.”
“Kalo kata aku sih cuma mitos deh, biar banyak turis yang dateng ke situ.”
“Bisa jadi sih, tapi tadi dibilang kalo negara-negara lain yang punya danau dengan karakteristik yang sama, di garis yang sama ‘ma Danau Loch Ness, pernah ngeliat makhluk kayak Nessie juga.”
“Oh ya?”
“Hm-hm.”
“Hoo … menarik.”
Mereka menonton tayangan dokumenter itu sambil sesekali mendiskusikan teori yang disampaikan. Namun, pada menit ke dua puluh, Haknyeon sudah menghabiskan hot chocolate-nya dan matanya mulai sulit untuk tetap dibuka. Ia kemudian meletakkan cangkir kosong di meja kopi samping sofa dan menarik kakinya dari pangkuan Sunwoo.
“Hmm? Kenapa?” tanya Sunwoo sambil menoleh ke arahnya.
“Nggak apa-apa.” Tapi ia beranjak ke pangkuan Sunwoo dan duduk menyamping di sana.
“Udah ngantuk?”
“Hm-mm.”
“Ya udah yuk tidur. Loh? Kenapa?” tanya Sunwoo heran saat Haknyeon menggeleng.
“Kamu katanya penasaran sama teori Nessie yang paling baru itu?”
“Iya sih, tapi aku bisa nyari siaran ulangnya kok nanti.”
Haknyeon kembali menggeleng. Melingkarkan lengannya di tubuh yang lebih muda, Haknyeon meletakkan kepalanya dengan nyaman di bahu Sunwoo.
“Aku gini aja boleh?” Sunwoo mengecup pelipis Haknyeon dengan sayang.
“Boleh, sayang.” Ia pun balas memeluk Haknyeon dan sesekali memberi usapan lembut di punggungnya.
“Kamu kayak bayi koala kalo gini.”
“Iya, terus kamu bapaknya koala. Eh bapaknya koala itu ngegendong anaknya juga nggak sih? Atau cuma induk koala aja yang gitu?” Sunwoo tergelak mendengar pertanyaan random dengan nada mengantuk itu.
“Besok kita cari tau, ya?”
“Oke.”
Haknyeon perlahan membuka matanya dan terkejut saat mendapati ia masih berada di pangkuan Sunwoo di sofa ruang tamu unit apartemen mereka. Ia melirik ke arah jam dinding.
‘Hah? Jam dua?! Tiga jam gue tidur gini?! Ya ampun kasian Sunu mangku gue gini terus.’
Haknyeon menatap wajah Sunwoo yang juga terlelap sambil tetap memeluknya.
Matanya menelusuri rahang tajam Sunwoo, rahang yang selalu menggodanya untuk menelusuri perlahan dengan jari ataupun lidahnya.
Haknyeon mengalihkan pandangannya ke bibir merah dan tebal milik pacarnya yang saat itu sedikit terbuka. Mereka sudah menjalani hubungan selama lebih dari tiga tahun, tapi jangka waktu tersebut tidak sedikit pun mengurangi kecanduan Haknyeon akan bibir Sunwoo.
‘Pengen nyium. Tapi kasian nanti dia bangun. Tapi ‘kan emang harus bangun, ya? Masa mau tidur di sini sampe pagi?’
Haknyeon bergelut dengan pikirannya sambil tetap menatap Sunwoo.
‘Cium dikit aja nggak apa-apa, kali ya?’
Haknyeon memajukan wajahnya mendekati wajah Sunwoo. Hanya untuk berhenti dan mengurungkan niatnya, beberapa sentimeter dari wajah kekasihnya itu, karena tiba-tiba merasa malu.
“Jadi nyium, nggak? Kalo nggak jadi, biar aku yang nyium duluan.” Tiba-tiba, tanpa membuka matanya, Sunwoo bersuara.
“Bilang dong kalo udah bangun!” protes Haknyeon semakin malu.
“Dan melewatkan kesempatan ngeliat kamu blushing? Nggak deh.” Sunwoo tertawa saat dadanya dipukul secara main-main oleh Haknyeon.
“Sini dong, aku mau cium beneran,” ucap yang lebih muda sambil menarik Haknyeon mendekat dan memagut bibirnya.
Ciuman balasan yang diberikan Haknyeon membuat Sunwoo sedikit terkejut.
“Hakkie? Sayang?” bisik Sunwoo dengan sedikit terengah di sela-sela ciuman mereka — dan di sela-sela kegiatan Haknyeon menciumi titik sensitif di bawah telinganya.
“Hmm?”
“Are you needy right now?” tebaknya, karena Haknyeon tidak biasanya lebih agresif dari dirinya pada sesi make out mereka. Sebagai tambahan, sesuatu di bawah sana juga membuktikan seberapa inginnya Haknyeon saat itu.
Gerakan Haknyeon terhenti dan ia menatap Sunwoo.
“I guess I am.” Sunwoo tersenyum geli. “Nggak boleh, ya? Kamu capek, ya?” Sunwoo menjawab pertanyaan itu dengan ciuman panas dan panjang.
“Apa aku keliatan capek?” ujarnya sambil menyapu bibir bawah Haknyeon yang membengkak dengan ibu jari. Wajah kekasihnya itu bersemu merah.
“Kalo gitu, ayo! Tunggu apa lagi?”
Haknyeon bangkit dari duduknya dan menarik Sunwoo untuk ikut berdiri. Yang membuatnya terkejut, Sunwoo langsung terduduk kembali begitu ia sudah berhasil bangkit.
“Nu?”
“Paha aku kebas banget. Tadi waktu masih mangku kamu belom kerasa.” Sunwoo menjawab sambil tertawa gugup.
Terbelalak selama tiga detik, Haknyeon pun tertawa keras.
“Ya ampuuun … nggak romantis banget ending-nya.”
“Bantuin, dong … masa cuma diketawain?!” protes Sunwoo, lebih ke arah malu karena ia terlihat tidak “keren” di depan pacarnya.
“Iya iya sini aku bantu.” Haknyeon pun membantu yang lebih muda untuk berdiri dari sofa dan memapahnya menuju kamar tidur mereka.
“Lagian kenapa nggak ngebangunin aku terus kita pindah ke kamar, sih?” tanya Hakneyon geli.
“Aku juga ketiduran tadi pas iklan.” Haknyeon tertawa.
“Terus ini jadinya kamu masih bisa main, nggak?” goda Haknyeon.
“Kamu yang di atas ya, yang?”
“Nggak mau ah. Mending reschedule aja.”
“Yaaah … yaaang … aku udah keburu needy juga iniii!”
Haknyeon hanya tertawa sambil tetap memapah Sunwoo yang masih mengomel panjang lebar.
Well, ia tidak mungkin menolak permintaan Sunwoo, ‘kan?
Tidak mungkin mau menolak, lebih tepatnya.
—aratnish'21